Bermain pada partai terakhir rangkaian
pertandingan babak final minggu malam waktu setempat atau Senin dini
hari WIB, Tontowi/Liliyana tampil sangat tenang. Keduanya sangat
berhati-hati sejak melakukan servis.
Begitu servis masuk dan lawan
mengembalikan bola, Tontowi/Liliyana, langsung bermain menekan dengan
tempo cepat. Keduanya sempat tertinggal 3-4 di awal game pertama, namun
kemudian mampu mengejar 5-4. Sejak itu Tontowi/Liliyana terus menekan
tak memberikan ruang sedikit pun bagi Zhang/Zhao mengembangkan permainan
mereka.
Pasangan Indonesia itu terus memimpin
dalam perolehan angka hingga game pertama berakhir 21-13. Ketenangan
luar biasa yang ditunjukkan Liliyana, yang biasa disapa Butet ini,
membuat Tontowi bermain leluasa dan berimprovisasi dalam menyerang.
Kemenangan di set pertama itu membuat
Tontowi/Liliyana tampil sangat percaya diri pada game kedua berikutnya.
Pasangan juara bertahan ini kembali tampil sangat tenang dalam
melancarkan servis, mengingat servis yang baik merupakan kuncu dalam
permainan ganda.
Sempat tertinggal di pembukaan game
kedua, 1-0, Tontowi/Liliyana kembali tampil fokus dan tidak banyak
membuat kesalahan. Dengan terus menekan dan mengembangkan permainan
tempo tinggi, pasangan Indonesia ini mampu menyamakan kedudukan 1-1
sebelum meninggalkan jauh ganda Cina tersebut 11-6.
Zhang/Zhao dibuat benar-benar kesulitan
dan serba salah. Kontrol bola Zhang beberapa kali tidak akurat sehingga
membuat pasangan Cina ini terus dalam kesulitan.
Dukungan luar biasa masyarakat Indonesia
yang tinggal di Inggris dan sekitarnya, memberikan dorongan moral pada
Tontowi/Liliyana untuk mempertahankan keunggulan mereka. Kemenangan
akhirnya menjadi milik Tontowi/Liliyana setelah smes tajam Tontowi dari
sisi kiri lapangan permainannya gagal dikembalikan Zhao. Bola kembalian
Zhao terhenti membentur net.
Tontowi pun melompat dan kemudian
menjatuhkan diri di lapangan. Sementara Liliyana mengangkat tangan
merayakan sukses mereka meraih gelar juara All England untuk kedua
kalinya berturutan.
Chen Long,
unggulan kedua tunggal putra dari Cina tampil sebagai juara baru
kejuaraan bulu tangkis paling bergengsi di dunia, All England 2013,
setelah menaklukkan unggulan pertama dari Malaysia, Lee Chong Wei,
21-17, 21-18 pada final ideal di di New Indoor Auditorium, Birmingham,
Inggris, kemarin malam.
Pada games pertama Chen Long
tampil sangat tenang dan mengembangkan permainan dengan tempo lamban.
Dengan tempo yang lamban itu Chen Long mengajak Lee Chong Wei bermain
reli dan baru menyerang bila pertahanan Chong Wei benar-benar terbuka.
Taktik ini sangat jitu untuk meredam Lee Chong Wei. Terbukti Chen Long
mampu melaju 6-0, 11-5, dan 15-7.
Tertinggal jauh Chong Wei mencoba
mengubah taktik dengan menaikkan tempo permainan dan menekan. Chong Wei
sempat menambah angka enam kali berturut-turut sehingga skor 13-15.
Namun, Chen Long tak lagi terpancing permainan cepat Chong Wei dan
kembali bermain dengan tempo lamban dengan memperbanyak lob-lob ke belakang lapangan Chong Wei.
Dengan cara itulah Chen Long meraih angka dan kembali meninggalkan Chong Wei hingga kedudukan 19-15. Game pertama ini akhirnya dimenangi Chen Long 21-17.
Pada game kedua Chen Long
kembali tampil dengan tempo lamban dan tenang. Poin demi poin dia raih
hingga kedudukan 3-0. Meski Chong Wei mencoba memperpendek
ketertinggalannya, namun Chen Long terus meninggalkannya hingga
kedudukan 11-6.
Saat istirahat, Chen Long sempat dibebat
tangan kanannya. Ia sempat menambah satu angka 12-6 sebelum Chong Wei
mengejar dan memperpendek ketertinggalannya 12-9. Para pendukung Lee
Chong Wei berkali-kali meneriakkan namanya, memberinya suntikan
motivasi. Chong Wei akhirnya dapat menyamakan kedudukan 14-14.
Chong Wei kemudian ganti memimpin 14-15 saat bola lob
kembalian Chen Long jatuh di belakangan lapangan permainannya. Namun
Chen menyamakan kedudukan 15-15 saat bola kembalian Chong Wei membentur
net. Setelah itu keduanya saling susul dalam perolehan angka hingga
kedudukan 18-18.
Chen Long menambah dua angka sehingga memperoleh match point.
Pemain Cina unggulan kedua ini akhirnya tampil sebagai juara baru
setelah bola kembalian Chong Wei melebar keluar lapangan, 21-18. Chen
Long pun terduduk sambil membentangkan kedua tangannya merayakan
kemenangannya.
Kemenangan Chen Long, 24 tahun, atas
Chong Wei, 30 tahun, ini membuat rekor pertemuan mereka menjadi 7-6
masih untuk keunggulan Chong Wei.
Pada nomor ganda putri, unggulan pertama
asal Cina, Wang Xiaoli/Yu Yang, merebut gelar juara dengan mengalahkan
rekan senegara mereka unggulan kedua, Chen Shu/Zhao Yunlei, 21-18,
21-10. Pada ganda putra, pasangan Cina bukan unggulan Liu Xiaolong/Qiu
Zihan secara mengejutkan menaklukkan unggulan keempat dari Jepang,
Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, 21-11, 21-9.
Pada tunggal putri, unggulan ketujuh dari
Denmark, Tine Baun, merebut gelar juara All England untuk ketiga
kalinya. Pemain berusia 33 tahun ini di babak final mengalahkan unggulan
kedelapan dari Thailand, Intanon Ratchanok, 21-14, 16-21, 21-10.